Jakarta, CNN Indonesia —
Produk Nestle dituding memakai gula berlebih yang berbahaya bagi kesehatan anak, terutama yang dipasarkan di negara-negara miskin dan berkembang.
Tudingan itu disampaikan Public Eye selaku lembaga swadaya masyarakat (LSM) asal Swiss berdasarkan hasil investigasi yang mereka lakukan bersama dengan International Baby Food Action Network (IBFAN) terhadap sejumlah produk Nestle.
Hasil investigasi menunjukkan ada kadar gula tambahan atas produk Nestle yang dijual di negara miskin dan berkembang. Produk utama Nestle yang mereka sorot mengandung gula tambahan adalah; Cerelac dan Nido atau biasa disebut Dancow di Indonesia.
Kadar gula tersebut berbeda dengan apa yang dijual di Swiss, tempat asal perusahaan tersebut. Temuan itu menyebut tidak ada gula tambahan dalam produk yang dijajakan di Swiss serta beberapa negara Eropa lain seperti Jerman, Inggris dan Prancis.
“Ada standar ganda (kadar gula) di sini yang tidak dapat dibenarkan,” kata Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Nigel Rollins terkait hasil investigasi, dikutip dari laporan Public Eye dan IBFAN yang dirilis Rabu (17/4).
Rollins menegaskan perbedaan kadar gula di masing-masing negara yang menjajakan Nestle merupakan hal yang tidak pantas. Menurutnya, ini bermasalah dari segi kesehatan juga etika.
Parahnya, jumlah gula tambahan pada produk Nestle seringkali tak diungkapkan ke publik. LSM asal Swiss itu mengklaim tak ada informasi soal gula tambahan dalam keterangan nutrisi di kemasan produk tersebut.
Non-governmental organization (NGO) itu bersama IBFAN mencoba menguji kadar gula Cerelac di laboratorium Swiss. Anehnya, sejumlah laboratorium menolak karena takut muncul dampak negatif jika hasil pengujian diungkap ke khalayak.
Mereka pun bergeser ke laboratorium di Belgia dan menguji 115 produk yang dijual Nestle di pasar utamanya, meliputi Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Hasilnya, 108 produk cerelac atau 94 persen terbukti mengandung tambahan gula.
Rata-rata gula tambahan itu mencapai 4 gram per produk. Bahkan, ada 7,3 gram gula tambahan per porsi pada produk yang dijual di Filipina untuk bayi enam bulan.
Ini merupakan volume tertinggi gula yang ditambahkan ke suatu produk. Persentase kandungan gula tertinggi kedua terjadi pada produk Nestle di Nigeria. Total kandungannya mencapai 6,8 gram.
Sementara itu persentase tertinggi ketiga diduduki oleh produk Nestle yang dijual di Senegal dengan kandungan 5,9 gram.
Sedangkan untuk produk susu bubuk yang ditujukan untuk balita berusia satu hingga tiga tahun, rata-rata kandungan gulanya mencapai 2 gram per porsi.
Kandungan gula tertinggi tercatat untuk produk susu yang dijual di Panama. Tercatat kandungan gulanya mencapai 5,3 gram.
Sedangkan kandungan gula tertinggi kedua dan ketiga ditempati Nikaragua dan Meksiko dengan jumlah 4,7 gram gula per porsi dan 1,8 gram.
“Gula tidak boleh ditambahkan ke makanan yang diberikan kepada bayi dan anak kecil karena tidak diperlukan serta sangat membuat ketagihan,” komentar Ahli Epidemiologi di Departemen Nutrisi Universitas Federal Paraiba Brasil Rodrigo Vianna.
“Anak-anak (yang) terbiasa dengan rasa manis mulai mencari makanan yang lebih manis. Ini memulai siklus negatif yang meningkatkan risiko gangguan gizi di masa dewasa, termasuk obesitas dan penyakit tidak menular kronis lainnya, seperti diabetes atau darah tinggi,” wanti-wanti sang profesor.
Khusus di Indonesia, mereka menyebut ada kadar gula tambahan lebih dari 0,7 gram per porsi. Ini ditemukan pada produk Dancow.
Pada 2022 lalu, WHO melarang penambahan gula dan pemanis pada produk makanan untuk bayi serta anak di bawah usia tiga tahun. Mereka mendesak industri terkait untuk proaktif dan mendukung kesehatan masyarakat dengan memformulasi ulang produk makanan bayi yang dijual.
CNNIndonesia.com mengkonfirmasi hasil investigasi itu kepada Direktur Corporate Affairs Nestle Indonesia Sufintri Rahayu.
Wanita yang akrab disapa Fifin itu mengatakan dalam beroperasi Nestle selalu menerapkan prinsip gizi, kesehatan dan keafiatan yang sama di mana pun. Hal itu katanya sejalan dengan pedoman dan regulasi internasional.
“Hal ini termasuk kepatuhan terhadap persyaratan label dan ambang batas pada kandungan karbohidrat yang mencakup gula,” katanya.
“Makanan bayi merupakan kategori yang diatur secara ketat, dan kami menyampaikan secara transparan mengenai produk-produk kami kepada konsumen dan selalu menyatakan total kandungan gula produk kami,” katanya.
Ia mengatakan Nestle telah melakukan upaya signifikan untuk mengurangi gula di seluruh produk perusahaan. Dalam beberapa tahun, ia mengklaim bahwa Nestle berhasil mengurangi sebanyak 11 jumlah total gula tambahan pada produk bubur bayi kami di seluruh dunia,” katanya.
(skt/agt)